Mangga kasturi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mangga kasturi atau
Mangifera casturi merupakan buah mangga spesifik
Kalimantan Selatan.
Morfologi
Pohon mangga kasturi bisa mencapai tinggi 25 m dengan diameter batang
± 40 – 115 cm. Kulit kayu berwarna putih keabu-abuan sampai coklat
terang, kadangkala terdapat retakan atau celah kecil ± 1 cm berupa kulit
kayu mati dan mirip dengan
Mangifera indica. Daun bertangkai, berbentuk
lanset
memanjang dengan ujung runcing dan pada kedua belah sisi tulang daun
tengah terdapat 12 – 25 tulang daun samping. Daun muda menggantung lemas
dan berwarna ungu tua.
Bunga majemuk berkelamin ganda dengan bentuk
bunga rasemos
dan kerapkali berambut rapat. Panjang tangkai bunga ± 28 cm dengan anak
tangkai sangat pendek, yaitu 2 – 4 mm. Daun kelopak bulat telur
memanjang dengan panjang 2 – 3 mm. Daun mahkota bulat telur memanjang
dan bunga berbau harum. Benang sari sama panjang dengan mahkota,
staminodia sangat pendek dan seperti benang sari yang tertancap pada tonjolan dasar bunga.
Buah berbentuk bulat sampai
ellipsoid
dengan berat kurang dari 80 gram, daging buah kuning atau oranye dan
berserabut. Biji batu dengan dinding yang tebal. Mangga ini berbuah pada
awal musim hujan atau sekitar bulan Januari.
Varietas
Terdapat tiga
varietas Mangifera casturi. Varietas mangga ini dikenal masyarakat
Kalimantan Selatan dengan sebutan
kasturi,
cuban /
kastuba dan
asem pelipisan /
palipisan.
Buah
kasturi kenampakannya mirip dengan buah mangga tetapi berukuran kecil, berbentu bulat sampai
ellipsoid
dengan ukuran panjang 5 – 6 cm, lebar 4 – 5 cm dan berat ± 65,6 gram.
Kulit buah tipis dengan warna hijau terang dengan bintik-bintik berwarna
gelap dan apabila masak maka kulit buah berubah menjadi kehitaman.
Daging buah berwarna oranye gelap, kandungan serat 1,06% dan memiliki
rasa yang manis dan lezat. Sifat yang menonjol dari kasturi adalah aroma
buah yang harum sehingga banyak disukai masyarakat Kalimantan Selatan.
Mangga
cuban berbentuk bulat sampai
ellipsoid
dengan ukuran panjang 6 – 6,3 cm dan lebar 4,2 – 5,2 cm. Kulit buah
berwarna merah mawar dan tidak berwarna hitam penuh bila telah masak.
Daging buah berwarna oranye terang, mengandung serat dan tidak beraroma
harum seperti buah kasturi.
Asem pelipisan atau
palipisan memiliki kenampakan mirip dengan buah kasturi, tetapi tidak menimbulkan aroma harum. Buah berbentuk
ellipsoid
dengan panjang 6 – 7,2 cm, lebar 3 – 4,4 cam dan berat ± 66,26 gram
Warna kulit buah hijau dengan bintik-bintik coklat dan jika telah masak
berwarna hijau agak kehitaman serta memiliki banyak getah di bagian
bekas batang. Daging buah berwarna kuning oranye dengan kandungan serat ±
1,89%.
Status Mangifera casturi
Dari 31 jenis marga
Mangifera yang ditemukan di
Kalimantan, 3 jenis diantaranya bersifat
endemik. Berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri No. 48 tahun 1989 tentang identitas
flora masing-masing provinsi, tumbuhan
Mangifera casturi ditetapkan menjadi identitas
flora provinsi
Kalimantan Selatan.
Mangga kasturi adalah tumbuhan
endemik khas
Kalimantan Selatan yang keberadaannya terancam punah. Populasi
taksonnya
cenderung berkurang, baik dalam segi jumlah individu, populasi maupun
keanekaragaman genetisnya. Status kelangkaan buah ini dianalisis dengan
menggunakan kategori dan kriteria tumbuhan langka menurut
IUCN Red List Categories 30 November 1994.
Tim penilai dari
World Conservation Monitoring Centre pada tahun 1998 menetapkan
Mangifera casturi berada pada kategori
punah in situ atau
Extinct in the Wild = EW. Mangga ini diketahui hanya hidup dan tumbuh secara alami di kebun hutan dan atau kawasan
konservasi lain, namun tidak ditemukan lagi di habitat asli.
Penyebaran Populasi Mangifera casturi
Lokasi penyebaran populasi
Mangifera casturi di
Desa Mataraman Kecamatan
Mataraman,
Kabupaten Banjar
terdapat di kebun campuran. Pada umumnya kebun campuran ini berisi
tanaman padi diselingi pohon kasturi yang umurnya sudah lebih dari 50
tahun serta tidak sengaja ditanam oleh penduduk setempat. Kebun ini
kebanyakan berada di pekarangan rumah dengan pola tanam tidak teratur.
Akan tetapi, data kelimpahan spesies ini tidak diketahui secara pasti.
Kasturi mulai dipanen pada awal musim hujan dan melimpah pada bulan Januari. Selain itu, tanaman buah lain seperti
pisang dan
rambutan
juga mulai dipanen. Karena umur pohon kasturi banyak yang lebih dari 50
tahun, maka produktivitasnya semakin menurun. Oleh karena itu, pada
tahun 1980 masyarakat Desa Mataraman mencoba belajar membuat pembibitan
buah kasturi.
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Mangga_kasturi