Jumat, 31 Maret 2017

Kantung Semar

Hasil gambar untuk kantong semar

Disebut “kantung semar / kantong semar” karena tanaman ini memang mempunyai kantung yang cukup menarik. Bentuknya aneh-aneh dengan warna yang juga tak kalah indahnya. Ada tanaman untuk dataran tinggi dan ada pula untuk dataran rendah. Satu jenis tanaman hias yang pantas di perhitungkan.
Kantung semar merupakan tanaman daerah tropika dan tumbuh sebagai tanaman perambat. Kantung yang bergantungan sering terlihat di antara pepohonan yang dirambatinya. Dengan bantuan sulurnya, ia dapat menjalar ke batang pohon atau dahan yang paling dekat. Sulur ini kebanyakan bulat dan panjangnya 1 – 1½ kali panjang daunnya. Dari daun yang langsing dan pipih, sulur ini tumbuh ke bawah dan terpilin 2 – 3 kali pada pertengahannya, baru kemudian bersambung ke kantung. Putaran seperti pemintalan tali ini berguna untuk memperkuat sulur itu, karena ia merupakan tempat bergantungnya kantung.

nepenthes care, nepenthes sale, nepenthes species, carnivorous plants, nepenthes clothing, nepenthes species, nepenthes facts, nepenthes forum, nepenthes big sur
Bentuk Kantung Semar yang bernama ilmiah Nepenthes itu sangat bervariasi dan bergantung pada masing-masing jenis. Jenis Nepenthes edwardsiana dan Nepenthes stenophylla, misalnya, mempunyai bentuk-bentuk kantung seperti silinder, sedang bentuk kantung Nepenthes burbidgeae dan Nepenthes rajah seperti corong. Kantungnya berbentuk seperti mangkuk yang berisi cairan dan selalu berdiri tegak. Permukaan dalamnya sangat licin dan mulutnya berliku-liku.
Di atas kantung ada tutup, yang besarnya kira-kira sama dengan mulut kantung. Permukaan bawahnya penuh dengan kelenjar madu, yang berguna untuk menarik serangga, supaya hinggap di bibir kantung. Serangga yang sudah terpikat ini biasanya terpeleset, lalu masuk ke dalam kantung, tanpa mereka sadari. Kantung itu berisi cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar tertentu, yang ada pada dinding bagian dalam. Pada kantung yang muda (yang penutupnya belum terbuka) jumlah cairannya masih banyak, sedangkan pada kantung yang sudah tua, jumlahnya tinggal separuh saja atau kurang.

kantong semar kalimantan, kantong semar memakan serangga untuk, kantong semar tumbuh di daerah, tumbuhan venus, kelelawar

Kantong semar memakan serangga untuk apa ? Badan serangga dan binatang kecil lainnya yang sudah mati, dicerna oleh enzim pencerna yang terkandung dalam cairan itu. Enzim ini kerja seperti pepsin, yang merombak protein dari badan serangga menjadi peptida. Peptida diubah lagi menjadi asam amino, yang dapat diserap oleh kantung semar sebagai sumber Nitrogen dimana nitrogen tersebut sangat dibutuhkan oleh tanaman. Kemampuannya untuk menyerap Nitrogen dari tubuh serangga itulah, yang menyebabkan ia kemudian terkenal sebagai tanaman pemakan serangga.
1. Macam-Macam Jenis, Macam-Macam Nama
Tumbuhan ini mempunyai macam-macam sebutan nama di berbagai daerah Indonesia, sesuai dengan jenisnya. Antara lain; sosok raja mantri atau paku soro (Sunda), Gentong semar (Jawa Tengah dan Jawa Timur), Dahul-dahul, Tahul-tahul dan Sibarabuai (Batak), Katupat beruk, Kadieng hantu, Kuran-kuran, Galu-galu antu, Kanjong baruk (Kepulauan Karimata), Ketakong  (Bangka), Pasok Keumelo (Kalimantan Timur), Tempoyong (Riau) dan Tempayan setan (Maluku). Di Malaysia kantung semar disebut “Periok kera”, Periok monyet, Periok kerengga, Kencong kera, Tabong berok, Moyong, Akar karik-karik dan Kerek-kerek.
Secara umum, nama Indonesianya adalah Kantung Semar / Kantong Semar, Nepenthes berasal dari bahasa Yunani, yang mempunyai dua makna atau arti. Sebagai obat (atau penghilang rasa sakit) dan wadah untuk bahan tertentu, seperti botol obat ataupun gelas-gelasan.

manfaat khasiat tanaman kantong kantung semar, kantong semar kalimantan, kantong semar memakan serangga untuk, kantong semar tumbuh di daerah, tumbuhan venus, kelelawar
2. Dari Dataran Rendah Sampai Puncak Gunung
Berbeda dengan anggapan dulu, Nepenthes yang tersebar luas di daerah tropik dan dapat tumbuh baik pada ketinggin 0 – 3500 meter di atas permukaan laut ini ternyata bukan tanaman hutan yang suka naungan seperti yang diduga orang. Kebanyakan lebih suka hidup di tempat terbuka, seperti di punggung bukit tepi hutan, permukaan yang berbatu, rawa-rawa atau di pucuk pohon.
Beberapa jenis malah hidup di tempat yang aneh. Nepenthes northiana, Nepenthes clipeata dan Nepenthes campanulata hidup di bukit batu kapur, sedang Nepenthes thorellii hidup di daerah berpasir. Nepenthes mirabilis hidup di tempat barair seperti rawa atau pinggir sungai, sedang Nepenthes albo-marginata dan Nepenthes reinwardtiana hidup di tepi pantai. Nepenthes ampullaria sering ditemukan di hutan rawa juga dekat pantai.

habitat kantong semar, tumbuhan venus, kelelawar, kantong semar tumbuh di daerah, kantong semar kalimantan, kantong semar memakan serangga untuk, habitat kantong semar
Dari 71 jenis kantung semar yang telah diketahui, 53 diantaranya tumbuh di wilayah Indonesia. Nepenthes tentaculata, merupakan jenis kantung semar yang ditemukan pada ketinggian 900 meter dpl. Nepenthes villosa hanya tumbuh pada tempat yang ketinggiannya antara 2.400 dan 3.200 meter dpl. Dan lebih menakjubkan lagi, Nepenthes viellardii tumbuh di rawa pada ketinggian 3.520 meter dpl di puncak Dorman, Papua Nugini / Papua New Guinea Tengah.
Di Indonesia penyebaran kantung semar cukup luas, terbukti dengan adanya nama daerah yang diberikan padanya. Mereka tersebar di Kalimantan, Sumatera, Jawa, Sulawesi, Irian dan Maluku. Tapi yang sangat menarik, tanaman Kantung semar belum pernah ditemukan di pulau kecil.
3. Tips Menanam Nepenthes (Kantung Semar)
Nepenthes bisa diperbanyak dengan stek batang atau dengan biji. Pucuk batang yang cukup tua dengan 4 – 5 daun, merupakan stek yang terbaik. Mereka akan berakar pada bulan Desember sampai dengan akhir Januari, kalau tanah tempatnya kita jaga baik-baik, beberapa jenis yang mudah berakar seperti Nepenthes gracilis dan Nepenthes burbidgeae, bisa berakar di atas pasir (ruang kaca) yang sudah diberi lumut pada pangkal steknya. Suhu pasir dijaga agar tetap sekitar 26 – 27 derajat celcius. Betigu akar menembus lumut, stek dipindah ke pot kecil, dan ruang kaca ditutup selama beberapa minggu.
Cara lain yang menarik ialah menaruh pangkal stek di lubang pot mawar yang terbalik, untuk membantu stek agar tetap tegak diperlukan tongkat. Sebelumnya pot diberi lumut dulu, dan suhu dijaga agar tetap sekitar 26 – 30 derajat celcius. Stek yang telah berakar kira-kira 2 cm, bisa juga ditanam di pot anggrek, atau keranjang. Pot diisi dengan campuran tanah subur, lumut, pasir, ditambah pecahan arang. Pot atau keranjang yang berisi stek ditaruh dalam ruang kaca tertutup, sampai akar tumbuh dengan baik. Ketika tanaman sedang aktif tumbuh, stek diberi air paling tidak sekali sehari dan dijaga benar jangan sampai kelebihan air. Mereka sebaiknya diberi naungan, untuk menghindari sinar matahari langsung yang terik.
Kantung semar juga bisa diperbanyak dengan biji. Biji diambil dari tanaman yang sudah berbuah, tentunya. Tanaman jangan dibiarkan tumbuh merambat, kalau mau dimbil bijinya. Biji tanaman ini sangat kecil, untuk menanamnya, biji perlu disemaikan dulu. Pot semai yang agak besar, diisi dengan campuran tanah subur, lumut, pasir dan pecahan arang. Setelah tanah dibasahi, biji ditabur secara merata dan ditekan pelan-pelan agar menempel pada tanah. Pot ditutup dengan plastik tembus cahaya, yang ada sejumlah lubangnya yang kecil, sekecil jarum. Bisa juga pot ditaruh di ruang kaca, seperti stek di atas. Selama biji belum berkecambah, kelembapan dalam pot hendaknya tetap terjamin. Biji ini mulai berkecambah setelah 1 – 3 minggu. Sesudah tanaman tumbuh setinggi 3 – 5 cm, ia bisa dipindah ke pot. Perlakuan selanjutnya seperti pada stek. Agar kantungnya segera muncul, ujung pucuk dipotong setelah ada beberapa daun yang terbentuk. Dengan pemangkasan ini, akan bisa diperoleh kantung yang lebih besar.

Sumber:http://www.ngasih.com/2014/10/05/kantung-semar-tanaman-pemakan-serangga-dan-manfaatnya/2/

Anggrek Ungu



Anggrek Ungu (Dendrobium phalaenopsis)

Anggrek ungu sering juga disebut dengan anggrek larat atau cooktown orchid. Bunga yang dominan berwarna ungu menjadi alasan mengapa anggrek ini disebut dengan anggrek ungu. Anggrek ungu termasuk dalam famili Orchidaceae dan genus Dendrobium. Anggrek ungu atau anggrek larat ini masih berkerabat dengan anggrek stuberi, anggrek karawai, anggrek merpati, anggrek kelembai, anggrek albert dan anggrek zambrut.
Gambar Anggrek Ungu

Masyarakat lebih familiar memanggilnya dengan sebutan anggrek dendrobium. Anggrek ini merupakan salah satu anggrek unggulan asli Indonesia. Dendrobium pertama kali ditemukan di kepulauan Maluku, yaitu Pulau Larat. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999, anggrek dendrobium ini termasuk anggrek yang dilindungi. Artinya anggrek ini tidak dapat diperjualbelikan kecuali pada generasi ketiga dan seterusnya. Generasi ketiga merupakan tanaman anggrek yang berasal dari penangkaran yang telah mendapatkan izin resmi dari pihak yang berwenang.
Di habitat aslinya, di Pulau Larat, Maluku, anggrek ini tumbuh di pohon-pohon dan karang-karang kapur yang mendapar sinar matahari yang cukup. Dendrobium termasuk anggrek langka yang dilindungi meskipun, pembudidayaannya telah banyak dilakukan. Di habitat aslinya, dendrobium tumbuh di daerah agak kering pada ketinggian 400 m dpl. Namun, pada ketinggian >1000 m dpl, anggrek dendribium masih dapat tumbuh baik.

Suhu optimalnya bekisar 25-27 0C dengan suhu minimal 21-23 0C dan maksimal 31-34 0C. dengan kelembaban rendah dan agak kering yang berkisar antara 50-60%. Dendrobium masih toleran terhadap suhu yang lebih tinggi lagi, namun jika kelembaban semakin tinggi, bunga yang sedang mekar dapat membusuk. Dapat dikatakan bahwa nggrek dendrobium ini lebih cocok tumbuh pada tempat dengan kelembaban rendah dan agak kering.

Pola pertumbuhan anggrek dendrobium ini adalah simpodial. Batangnya berbentuk gada dengan pangkal batang yang kecil, kemudian besar di bagian tengah lalu mengecil kembali di bagina ujung.

Daun dendrobium berbentuk panjang, berbentuk lanset dengan ujung yang tidak simetris, berdaging tebal, teksturnya kaku dan berwarna hijau muda hingga hijau tua yang mengkilat. Daun tersusun dan melekat pada batang serta antar daun saling berhimpitan. Daun anggrek dendroobium ini mempunyai ukuran panjang rata-rata 12 cm dan lebar 2 cm.
Gambar Anggrek Ungu

Umumnya bunga ini berwarna ungu, meskipun ada juga beberapa yang berwarna ungu muda, putih atau kombinasi keduanya. Bunga tersusun pada tangkai bunga yang berbentuk tandan yang keluar dari buku-buku batang dengan posisi agak menggantung. Panjang tandan bunga mencapai 60 cm. setiap tandanyya terdapat 6-24 kuntum bunga.

Setiap bunga berdiameter rata-rata 6 cm. Daun kelopaknya berbentuk lanset dan berwarna ungu, sedangkan daun mahkotanya lebih pendek namun lebih lebar dari kelopak bunganya. Pangkal daun mahkota berwarna ungu dan berujung runcing. Bibir bunga mempunyai tiga tajuk berbentuk corong. Buah pada anggrek dendrobium ini berbentuk jorong dengan panjang sekitar 3,2 cm.

Anggrek dendrobium ini merupakan anggrek yang sangat disukai oleh masyarakat dan pencinta anggrek khususnya di Indonesia. Saat ini, telah banyak dilakukan persilangan antar spesies agar diperoleh anggrek ungu hibrida untuk meningkatkan nilai komersial anggrek dendrobium itu sendiri. Berminat untuk coba membudidayakannya?

Sumber : http://100gambarbunga.blogspot.com/2016/02/mengenal-anggrek-ungu-dendrobium.html

Pohon Durian

Durian merupakan salah satu tumbuhan tropis, dan merupakan satu-satunya buah-- buahan yang memiliki nama internasional dengan nama Durian . Durian bisa hidup di daerah dataran rendah cuman kadang kala ndag bisa berbuah, dan cocoknya bisa hidup dan berbuah daerah dataran tinggi.
Pohon Durian
 Tanaman durian tinggi dapat mencapai ketinggian 25-50 m tergantung spesiesnya, pohon durian sering memiliki banir (akar papan). Pepagan (kulit kering) berwarna cokelat kemerahan, mengelupas tak beraturan, tajuknya rindang dan renggang.

KLASIFIKASI DURIAN
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Malvales
Famili: Bombacaceae 
Genus: Durio
Spesies: Durio zibethinus Murr
DESKRIPSI DURIAN
DAUN

Daun Durian

Daun durian berbentuk jorong hingga lanset 10-15(-17) cm x 3-4, 5 (-12,5) cm; terletak berseling; bertangkai; berpangkal lancip atau tumpul dan berujung lancip melandai sisi atas berwarna hijau terang, sisi bawah tertutup sisik sisik berwarna perak atau keemasan dengan bulu-bulu nintang
BUNGA
Bunga (juga buahnya) muncul langsung dari batang (cauliflorous) atau cabang-cabang yang tua, berkelompok dalam karangan berisi 3-10 kuntum berbentuk tukal atau malai rata. Kuncup bunganya membulat, sekitar 2 cm diameternya, bertangkai panjang. Kelopak bunga bentuk tabung sepanjang lk. 3 cm, daun kelopak tambahan terpecah menjadi 2-3 cuping berbentuk bundar telur. Mahkota bentuk sudip, kira-kira 2× panjang kelopak, berjumlah 5 helai, keputih-putihan. Benangsarinya banyak, terbagi ke dalam 5 berkas; kepala putiknya membentuk bongkol, dengan tangkai yang berbulu.[1] Bunga muncul dari kuncup dorman, mekar pada sore hari dan bertahan hingga beberapa hari. Bunga ini menyebarkan aroma wangi untuk menarik perhatian kelelawar sebagai penyerbuk utamanya.
BUAH

Buah Durian

Buah berkembang setelah pembuahan dan memerlukan 4-6 bulan untuk pemasakan. Pada masa pemasakan terjadi persaingan antarbuah pada satu kelompok, sehingga hanya satu atau beberapa buah yang akan mencapai kemasakan, dan sisanya gugur. Buah akan jatuh sendiri apabila masak. Pada umumnya berat buah durian dapat mencapai 1,5 hingga 5 kilogram, sehingga kebun durian menjadi kawasan yang berbahaya pada masa musim durian. Apabila jatuh di atas kepala seseorang, buah durian dapat menyebabkan cedera berat atau bahkan kematian.
BIJI
Bijinya bisa dimakan sebagai camilan setelah direbus atau dibakar, atau dicampurkan dalam kolak durian. Kuncup daun (pucuk), mahkota bunga, dan buah yang muda dapat dimasak sebagai sayuran. Akarnya dimanfaatkan sebagai obat demam. Daunnya, dicampur dengan jeringau (Acorus calamus), digunakan untuk menyembuhkan cantengan (infeksi pada kuku). Kulit buahnya untuk mengobati ruam pada kulit (sakit kurap) dan susah buang air besar (sembelit).
Jenis-jenis Buah Durian
Seperti halnya buah-buahan lain, Durian juga memiliki banyak jenis. Berdasarkan kultivar unggul nasional, terdapat lebih dari 55 jenis durian budidaya. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Durian Gapu dan Kelud dari Kediri Jawa Timur
  2. Ligit dari Kutai
  3. Mawar dari Long Kutai
  4. Ripto dari Trenggalek
  5. Salisun dari Nunukan
  6. Selat dari Muara Jambi
  7. Sememang dari Banjarnegara
  8. Tong Medaye dari Lombok
  9. Bentara dari Bengkulu utara
  10. Bido Wonosalam dari Jombang Jawa Timur
  11. Perwira dari Majalengka
  12. Petruk dari Jepara Jawa tengah
  13. Soya dari Ambon Maluku
  14. Sunan dari Boyolali  
    Sumber : http://biologijie.blogspot.co.id/2016/03/deskripsi-durian.html

Pohon Cengkeh

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum) 
Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 m. Mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkeh (Syzygium aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan berkayu keras cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun, tingginya dapat mencapai 20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat. 

Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya panjang dan dipenuhi oleh ranting-ranting kecsil yang mudah patah. Mahkota atau juga lazim disebut tajuk pohon cengkeh berbentuk kerucut. Daun cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian ujung dan panggkalnya menyudut. Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dengan tangkai pendek serta bertandan.Pada saat masih muda bunga cengkeh berwarna keungu-unguan, kemudian berubah menjadi kuning kehijau-hijauan dan berubah lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Sedang bunga cengkeh kering akan berwarna coklat kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri. Umumnya cengkeh pertama kali berbuah pada umur 4-7 tahun Dari sudutbotanis, tanaman cengkeh adalah termasuk famili Myrtacea dan sekerabat dengan jambu air(Eugenia Jambos).

Klasifikasi Tanaman Cengkeh
Divisi                  : Spermatophyta
Subdivisi            : Angiospermae
Kelas                  : Dicotyledonae
Bangsa               : Myrtales
Suku                   : Myrtaceae
Marga                 : Syzygium
Jenis                   : Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry
Morfologi
Daun
Daun cengkeh tidak termasuk daun lengkap karena memiliki tangkai daun (petiolus), helaian daun (lamina), namun tidak memiliki upih/pelepah daun (vagina). Daunnya berbentuk lonjong dan berbunga pada bagian ujungnya. Termasuk daun majemuk karena dalam satu ibu tangkai ada lebih dari satu daun.
Batang
Batangdari pohon cengkeh biasanya memiliki panjang 10-15 m. Batang berbentuk bulat (teres), permukaan batangnya kasar biasanya memiliki cabang-cabang yang dipenuhi banyak ranting atau dapat dikatakan lebat rantingnya. Arah tumbuh batangnya tegak lurus (erectus) dan cara percabangan dari rantingnya dapat dikatakan monopodial karena masih dapat dibedakan antara batang pokok dan cabangnya. Lalu arah tumbuh cabangnya adalah condong ke atas (patens). Selain itu pohon cengkeh dapat bertahan hidup hingga puluhan tahun. Tangkainya kira-kira1-2,5 cm (Steenis 1975).
Akar
Sistem akarnya tunggang, akar ini merupakan akar pokok (berasal dari akar lembaga) yang kemudian bercabang-cabang. Bentuk akar tunggangnya termasuk berbentuk tombak (fusiformis) pada akar tumbuh cabang yang kecil-kecil. Akar kuat sehingga bisa bertahan sampai puluhan bahkan ratusan tahun. Akarnya biasanya mampu masuk cukup dalam ke tanah.
Perakaran pohon cengkeh relatif kurang berkembang,tetapi bagian yang dekat permukaan tanah banyak tumbuh bulu akar.Bulu akar tersebut berguna untuk menghisap makanan
Biji
Pohon cengkeh mampu menghasilkan biji setelah penanaman 5 tahun. Bijinya terdiri dari kulit (spedodermis), tali pusar (funiculus), dan inti biji (nukleus seminis). Walaupun dalam jangka 20 tahun masih dapat menghasilkan biji, biji ini dapat dikatakan sudah tidak menguntungkan. Hal ini dikarenakan kualitasnya telah menurun dan tidak dapat digunakan lagi untuk industri, misal rokok.

Bunga
Bunga cengkeh muncul pada ujung ranting daun (flos terminalis) dengan tangkai pendek dan bertandan (bunga bertangkai nyata duduk pada ibu tangkai bunga). Bunga cengkeh termasuk bunga majemuk yang berbatas karena ujung ibu tangkainya  selalu ditutup bunga. Bunga terdiri dari tangkai (pedicellus), ibu tangkai (pedunculus), dan dasar bunga (repectaculum). Bunga cengkeh adalah  bunga tunggal (unisexualis) jadi masih dapat dibedakan menjadi bunga jantan (flos masculus) dan betina (flos femineus). Dasar bunganya (repectaculum) menjadi pendukung benang sari dan putik (andoginofor).

Buah
Cengkeh memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah mekar berwarna merah. Buahnya termasuk buah semu karena ada bagian bunga yang ikut ambil bagian dalam pembentukan buah.
Buah cengkeh memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah mekar berwarna merah. Buahnya secara umum tersusun atas bagian-bagian secara umum pada kulit buah antara lain epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium. Selain itu ada septum dan ovarium.

Elang Bondol


Gambar BURUNG ELANG BONDOL

Burung Elang Bondol (Haliastur indus) Berukuran sedang (45 cm), berwarna putih dan coklat pirang. Dewasa: kepala, leher, dan dda putih; sayap, punggung, ekor, dan perut coklat terang, terlihat kontras dengan bulu primer yang hitam. Seluruh tubuh renaja kecoklatan dengan coretan pada dada. Warna berubah menjadi putih keabu-abuan pada tahun kedua, dan mencapai bulu dewasa sepenuhnya pada tahun ketiga. Perbedaan antara burung muda dengan Elang Paria pada ujung ekor membulat dan bukannya menggarpu.Iris coklat, paruh dan sera abu-abu kehijauan, tungkai dan kaki kuning suram.
Klasifikasi ilmiah burung  Elang Bondol:
Kerajaan : Animalia
Filum       : Chordata
Kelas      : Aves
Order      : Falconiformes (atau Accipitriformes , qv)
Keluarga : Accipitridae
Genus     : Haliastur
Spesies    : H. indus
nama latin: Haliastur indus (Pieter Boddaert,1783)

Suara :
Jeritan meringkik “iiuw-wir-r-r-r-r” saat terbang berpasangan. Memekik keras “piiiii-yah” ketika mengejar pendatang yang memasuki daerah teretori.

Penyebaran global :
Daerah sekitar pantai di Asia Tenggara, Cina, dan Australia. Sedangkan di Indonesia dan India, masih dapat ditemukan di daerah pedalaman.

Penyebaran lokal dan status :
Umum tersebar di seluruh Indonesia, jarang ditemui di Jawa dan Bali. Menghuni habitat sekitar pantai dan kepulauan di daerah tropis. Juga masih dapat ditemukan di lahan basah dan hutan dataran rendah sampai ketinggian 2000 m di pedalaman yang jauh dari pantai.

Kebiasaan :
Biasanya sendirian, tetapi di daerah yang makanannya melimpah dapat membentuk kelompok sampai 35 individu. Ketika berada di sekitar sarang, sesekali memperlihatkan perilaku terbang naik dengan cepat diselingi gerakan menggantung di udara, kemudian menukik tajam dengan sayap terlipat dan dilakukan secara berulang-ulang. Terbang rendah di atas permukaan air untuk berburu makanan, tetapi terkadang juga menunggu mangsa sambil bertengger di pohon dekat perairan, dan sesekali terlihat berjalan di permukaan tanah mencari semut dan rayap. Menyerang burung camar, dara laut, burung air besar, dan burung pemangsa lain yang lebih kecil untuk mencuri makanan.

Makanan:
Sangat bervariasi. Di perairan diantaranya memakan kepiting, udang, dan ikan; juga memakan sampah dan ikan sisa tangkapan nelayan. Di daratan memangsa burung, anak ayam, serangga, dan mamalia kecil.

Perkembangbiakan:
Berbiak pada musim kemarau di daerah tropis, sekitar bulan Januari-Juli di Kalimantan, Mei-Oktober di Jawa dan Sulawesi. Bentuk sarang tidak rapi, tersusun atas patahan batang, rumput, daun, rumput laut, sisa makanan dan sampah. Sarang terletak di bangunan atau percabangan pohon yang tersembunyi, 6-50 m dari permukaan tanah. Sedangkan di hutan mangrove, sarang hanya setinggi 2-8 m. Jumlah telur biasanya 2 (1-4 butir), dierami selama 28-35 hari. Anakan mulai belajar terbang dan meninggalkan sarang umur 40-56 hari, menjadi dewasa mandiri setelah 2 bulan kemudian.

PERINGATANtakbole
Elang Bondol (Haliastur indus) termasuk satwa liar yang dilindungi undang-undang, sebagaimana tertuang dalam Lampiran PP No. 7 Tahun 1999, dan ada kententuan dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 bahwa:
  1. Barangsiapa dengan Sengaja menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup; (Pasal 21 ayat (2) huruf a), diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (Pasal 40 ayat (2));
  2. Barang Siapa Dengan Sengaja menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati (Pasal 21 ayat (2) huruf b), diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (Pasal 40 ayat (2));
  3. Dengan Sengaja memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia; (Pasal 21 ayat (2) huruf d), diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (Pasal 40 ayat (2));
    Sumber : burungpemangsa.blogspot.com
    Gambar : ngurahpradnyana.blogspot

Pohon Damar

1.      DESKRIPSI
Pohon damar (Agathis dammara (Lamb.) Rich.) adalah sejenis pohon anggota tumbuhan runjung (Gymnospermae) yang merupakan tumbuhan asli Indonesia. Damar menyebar di Maluku, Sulawesi, hingga ke Filipina (Palawan dan Samar). Di Jawa, tumbuhan ini dibudidayakan untuk diambil getah atau hars-nya. Getah damar ini diolah untuk dijadikan kopal.
Pohon yang besar, tinggi hingga 65m; berbatang bulat silindris dengan diameter yang mencapai lebih dari 1,5 m. Pepagan luar keabu-abuan dengan sedikit kemerahan, mengelupas dalam keping-keping kecil.
Daun berbentuk jorong, 6–8 × 2–3 cm, meruncing ke arah ujung yang membundar. Runjung serbuk sari masak 4–6 × 1,2–1,4 cm; runjung biji masak berbentuk bulat telur, 9–10,5 × 7,5–9,5 cm.
Damar tumbuh secara alami di hutan hujan dataran rendah sampai ketinggian sekitar 1.200 m dpl[2]. Namun di Jawa, tumbuhan ini terutama ditanam di pegunungan.
2.      KLASIFIKASI TANAMAN DAMAR,
Damar adalah salah satu hasil hutan non kayu yang sudah lama dikenal, yaitu suatu getah yang merupakan senyawa polysacarida yang dihasilkan oleh jenis-jenis pohon hutan tertentu. Sampai saat ini damar cukup banyak digunakan orang antara lain untuk bahan vernis, bahan penolong dalam pembuatan perahu dan yang terpenting adalah sebagai pembungkus kabel laut/ tanah. Damar dihasilkan oleh jenis-jenis pohon dari genus: Hopea, Balonocarpus, Vatica, Canoriurn, dan Agathis.
Klasifikasi Damar 
·         Kingdom: Plantae (Tumbuhan) 
·         Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) 
·         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) 
·         Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) 
·         Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) 
·         Sub Kelas: Dilleniidae 
·         Ordo: Theales 
·         Famili: Dipterocarpaceae 
·         Genus: Shorea 
·         Spesies: Shorea hopea 
3.      GAMBAR POHON DAMAR










4.      MANFAAT DAN CIRI – CIRI POHON DAMAR
a.            Manfaat Damar
Damar atau resin bagi sebagian orang adalah salah satu zat asing yang mungkin pemakaiannya tidak bisa disadari secara langsung. Pada dasarnya ada dua jenis resin yang dihasilkan dari pohon damar, yaitu jenis resin yang padat dan cair. Resin padat sebenarnya berasal dari resin cair yang telah menguap. Resin padat tidak memiliki aroma yang khas seperti jenis resin cair. Dibawah ini adalah beberapa manfaat damar.
1. Menjadi Bahan Kertas dan Kontruksi Rumah
Kayu yang dihasilkan oleh pohon damar bisa digunakan sebagai salah satu bahan untuk menghasilkan pulp atau bubuk kertas. Kayu dari pohon damar memiliki sifat dan karakter yang bisa menghasilkan bubuk kertas berkualitas. Bahkan jenis bubuk kertas yang dihasilkan dari pohon damar memiliki tingkat ketahanan yang tinggi. kayu damar juga banyak dimanfaat untuk bahan membuat kontruksi rumah.
2. Menjadi Produk Industri
Damar juga banyak dijadikan tanamam pertanian untuk diambil getahnya. Getah damar akan diambil seperti proses penyadapan getah karet. Getah akan dibiarkan menumpuk dan mengering pada tempat khusus. Luka sayatan untuk mengeluarkan getah akan dibuat setiap pagi hari setelah pohon siap panen getahnya. Setelah itu getah yang telah mengering akan diambil dari tempatnya secara berkala. Resin yang dihasilkan dari pengolahan getah banyak digunakan untuk membuat berbagai produk lapisan plastik, tektil, cat, tinta, bahan plester dan korep api.
3. Tanaman Penghijauan
Pohon kayu damar juga banyak dijadikan tanaman penghijaun di kota-kota besar seperti Jakata dan Bogor. Pohon damar memiliki karakter pohon yang mudah ditemukan dan bisa ditanam dimana saja. Selain itu ukuran pohon yang sudah besar biasanya bisa melindungi kerusakan tanah dan mencegah kelangkaan air tanah.
4. Menjadi Bahan Obat-obatan
Damar atau resin yang didapatkan dari getah yang sudah mengeras juga dikembangkan menjadi obat untuk penyakit gangguan memori. Amerika menjadi salah satu peneliti yang mengambil subjek pengobatan dengan damar. Getah damar memiliki salah satu jenis enzim yang bisa menjadi perantara untuk memperbaiki memori dan meningkatkan rasa nyaman untuk penderita penyakit gangguan memori.
b.                        Ciri – Ciri Pohon dammar
Pohon ini mempunyai ciri-ciri berbatang tinggi tegak dengan daunnya yang hijau sepanjang tahun. Pohon ini juga biasa digunakan sebagai pohon pendeuh karena kerimbunan daun-daunnya. Selain itu juga digunakan sebagai penghias jalan, karena jika pohon damar ditanam berjajar sesuai garis lurus, maka akan terlihat indah dan menarik. Selain manfaat-manfaat tersebut, saat ini pohon damar juga sedang diteliti dalam bidang kesehatan terkait dengan kemampuannya menyembuhkan penyakit Alzheimer.
Tanaman ini cukup mudah untuk dibudidayakan, seperti tanaman-tanaman kayu yang lainnya. Damar dapat tumbuh pada tempat denga ketinggian diatas 400 dpal. Namun beberapa spesies damar juga ada yang dapat tumbuh dibawah ketinggian tersebut. Kondisi tanah yang dibutuhkan relatif subur serta memiliki solum dengan curah hujan rata-rata 3000-4000 mm per tahun. Pohon ini tidak tahan dengan musim panas, jadi hanya tumbuh di tempat yang banyak hujannya seperti di daerah tropis.
Penanamannya biasanya menggunakan model tumpangsari. Saat awal penanaman, pohon damar membutuhkan tanaman peneduh sebagai naungan, biasanya dengan menggunakan tanaman akasia. Bila damar sudah mulai tinggi maka tanaman peneduh tersebut dapat diganti dengan tanaman penyela yang dapat berupa tanaman pangan. Sistem ini sangat dianjurkan, karena pendapatan selama menunggu hingga damar dapat dipanen berasal dari tanaman sela. Tanaman sela disesuaikan dengan rotasi yang ada disekelilingnya. Perawatannya dilakukan bersamaan dengan perawatan tanaman sela.

Sumber:http://belajarjepara.blogspot.co.id/2016/02/artikel-tentang-pohon-damar.html

Burung Cendrawasih


Burung Cendrawasih merupakan salah satu fauna yang berasal dari Indonesia. Cendrawasih berasal dari tanah Papua, yang sangat indah. Karena keindahannya, burung ini bahkan dijuluki sebagai burung yang berasal dari surga. Banyak yang menyangka bahwa burung ini memang berasal dari kayangan. Saking bentuknya yang indah, cendrawasih menjadi buruan banyak orang. Tidak sedikit pemburu liar yang memburu burung jenis ini dan menjual dengan harga mahal. Pemerintah pun berusaha untuk melindungi spesies cendrawasih. Sehingga, kelangsungan hidupnya bisa berlangsung lama.
Jika anda melihat cendrawasih sedang terbang, maka bersiaplah untuk mengagumi keindahannya. Keindahan yang tercipta dari warna warna yang ada di dalam tubuhnya. Banyak yang belum mengenal sebenaranya dari jenis family mana cendrawasih ini. Kebanyakan mengenal cendrawasih sebagai burung yang berasal dari Papua.

Penjelasan Mendalam tentang Burung Cendrawasih
Burung ini dikenal juga sebagai Bird from Paradise. Bagi anda yang baru pertama kali melihat cendrawasih, tentunya tidak akan bisa lepas untuk memandang cendrawasih. Jantan cendrawasih sangat banyak terdapat di Papua. Dengan jumlahnya yang terus menurun tiap tahun nya. Burung ini masuk ke dalam family Paradisaeidae. Selain di tanah Papua, burung ini juga terdapat di Australia dan juga Papua Nugini. Famili ini memiliki sekitar 14 genus dan 43 spesies. 75% dari spesies nya bisa ditemukan di Indonesia.

Dalam kepercayaan masyarakat di Papua, burung ini dianggap sebagai titisan dari surga. Karena tidak memiliki kaki, burung ini hanya akan melayang laying di udara dan tidak mungkin untuk berjalan di tanah. Warna warna yang dimiliki oleh burung burung ini terdiri dari coklat, putih, biru. Oranye dan juga masih banyak lainnya. Burung ini memiliki ukuran yang berbeda-beda. Tidak semuanya memiliki ukuran besar. Yang paling kecil hanya berukuran 15cm, sedangkan beratnya hanya sekitar 50 gram. Hal ini berbeda dengan jenis yang cukup besar, dengan ukuran 110 cm dan memiliki berat lebih dari 400 gram. Biasanya jenis besar ini terdapat di jenis Cendrawasih Jambul.

Keindahan yang bisa anda temukan pada cendrawasih sesungguhnya digunakan untuk menarik minat betina untuk kawin. Si jantan akan menunjukkan keindahannya dengan berbagai tarian. Tarian yang dilakukan oleh para jantan ini, nantinya akan menarik betina untuk bersedia diajak kawin. Si jantan juga akan menari ke berbagai arah, tidak heran jika setiap Cendrawasih dari spesies yang berbeda memiliki tarian khusus untuk menarik lawan jenisnya.
Habitat Burung Cendrawasih

Cendrawasih memiliki habitat untuk hidup di hutan yang lebat. Biasanya hidup di dataran dataran rendah dan memilih tempat yang sangat aman. Di Papua sendiri, hanya di beberapa kawasan saja yang memiliki cendrawasih dalam jumlah yang banyak. Salah satu jenis cendrawasih yang sangat terkenal berasal dari genus Paradisaea karena memiliki warna yang sangat menarik. Dimana memiliki warna kuning indah yang menyala. Namun, jenis lainnya juga tidak kalah menarik dengan warna warna yang indah menyala.
Sekarang ini, ada jenis cendrawasih yang disimpan di Kebun Binatang sebagai koleksi dan bisa dilihat oleh pengunjung. Pemeliharaan burung ini juga harus dikerjakan dengan hati-hati. Agar kondisinya tidak kaget dan bisa meyesuaikan seperti di lingkungan aslinya. Setelah mengenal asal usul burung ini, anda bisa menjaga sekaligus mengenal lebih jauh mengenai cendrawasih. Sebagai fauna khas Burung Cendrawasih Indonesia, sudah sepantasnya bahwa julukan burung dari surga jatuh kepada Burung Cendrawasih.